Meniti Sinkretisme Teks Tantu Panggelaran

Abstrack:

Tantu Panggelaran (TP) memiliki kolofon yang berangka tahun 1557 ?aka = 1635 M. Disebutkan pula ditulis oleh seorang pujangga yang hidup di karang kabhujanggan Kutritusan, yaitu suatu lokasi khusus tempat tinggal para bhujangga (penyandang tugas keagamaan), dengan pernyataan hendaknya menjadi milik mereka (para pertapa) yang mataki-taki ?menjalani upaya (ritual keagamaan) dengan penuh perhatian? di kabuyutan ?tempat-tempat suci kuna? di Jawa2. Kolofon tersebut menyampaikan informasi bahwa TP merupakan naskah yang diharapkan menjadi pedoman para pertapa. Secara garis besar TP berisi tuntunan bagi manusia untuk mencapai kesempurnaan, namun dasar ajaran yang disampaikan tidak dijelaskan secara eksplisit, Jawa, Hindu, dan atau Buddha. Secara implisit di dalamnya terkandung pengaruh ketiga ajaran yang berlatar budaya Jawa, Hindu, dan Buddha sekaligus. Sementara itu, pada periodesasi tersebut pengaruh Islam telah mendominasi masyarakat Jawa. Menurut A.H. Johns (1966: 40) dua dokumen Islam yang spesifik adalah Serat Bonang dan Primbon Jawa yang berasal dari abad 16; sedangkan dokumen yang sama sekali tidak termasuk kategori Islam, baik kata-kata maupun doktrinnya, dan dapat dipastikan dari tradisi kuna adalah Tantu Panggelaran dan Bhimasuci (= Dewaruci). Dengan kata lain, TP merupakan naskah yang hidup dan berada dalam periodesasi Islam, namun isi teks sama sekali tidak menyinggung ajaran Islam. Oleh karena itu, penting diteliti bagaimana TP sebagai sebuah naskah yang berlatar budaya Jawa, Hindu, Buddha hidup pada periode Islam. Sekedar sebuah keragaman budaya dalam kepluralan saja, atau merupakan sebuah sinkretisme? Penelitian tersebut akan dikaji dengan menggunakan teori multikulturalisme. Diharapkan dari hasil penelitian dapat memberikan manfaat sebagai sebuah pengetahuan bahwa pada masa itu, ajaran-ajaran yang berkembang dalam masyarakat dapat hidup berdampingan atau dapat diterima, selaras, serasi, seimbang secara damai, sesuai dengan pandangan hidup Jawa yang memiliki keseimbangan hidup dalam hubungan makrokosmos dan mikrokosmos. Berdasarkan isi teks, yang terjadi dalam TP adalah sinkretisme, sehingga TP dapat merepresentasikan bagaimana kehidupan masyarakat yang terdapat di dalamnya, yaitu memiliki pedoman hidup nampa lan tampa ?menerima dan dapat mengerti (paham)? terhadap segala aspek kehidupannya.

Full Text:

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*